PENGERTIAN FILSAFAT SAINS
Pengertian Filsafat Sains
Falsafah ialah satu disiplin ilmiah yang
mengusahakan kebenaran yang bersifat umum dan mendasar. Kata filsafat
berasal dari bahasa Yunani Φιλοσοφία philosophia, yang berarti love of
wisdom atau mencintai kebenaran. Empat hal yang melahirkan fil-safat
yaitu ketakjuban, ketidakpuasan, hasrat bertanya dan keraguan.
Ketakjuban terhadap segala sesuatu (terlihat/tidak) dan dapat diamati
(dengan mata dan akal budi) serta ketidakpuasan akan penjelasan
berdasarkan mitos membuat manusia mencari penjelasan yang lebih
meyakinkan dan berpikir rasional. Hasrat bertanya membuat manusia terus
mempertanyakan segalanya, tentang wujud sesuatu serta dasar dan
hakikatnya. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk memperoleh
penjelasan yang lebih pasti menun-jukkan adanya keraguan
(ketidakpastian) dan kebingungan pada manusia yang bertanya.
Ciri berpikir secara filsafati adalah
radikal (berpikir tuntas, atau mendalam sampai ke akar masalah);
sistematis (berfikir logis dan terarah, setahap demi setahap); dan
universal (berpikir umum dan menyeluruh, tidak terbatas pada
bagian-bagian tertentu, tetapi melihat masalah secara utuh) dan ranah
makna (memikirkan makna terdalam berupa nilai kebenaran, keindahan dan
kebaikan).
Dalam filsafat, digunakan nalar dan
pernyataan-pernyataan untuk menemukan kebenaran dan pengetahuan akan
fakta. Ketika menyelesaikan masalah secara falsafah, seseorang tidak
harus merujuk pada sumber lain tapi hendaknya bisa menjawab masalah yang
dipikirkannya menggunakan akal budinya, dengan pikiran yang bebas.
Jika seseorang berfikir sangat dalam ketika menghadapi suatu masalah
dalam hubungannya dengan kebenaran, maka orang itu dapat dikatakan telah
berpikir secara filsafati dan kajian yang tersusun oleh pemikirannya
itu disebut falsafah.
Objek material dari suatu kajian
filsafat adalah segala yang ada mencakup apa yang tampak (dunia empiris)
dan apa yang tidak tampak (dunia metafisik) sementara objek formalnya
adalah sudut pandang yang menyeluruh, radikal dan rasional tentang
segala yang ada (objek material). Suatu masalah akan menjadi masalah
falsafah jika masalah tersebut tidak bisa diselesaikan dengan kaidah
pengamatan atau kaidah sains.
Masalah falsafah biasanya melibatkan
masalah tentang konsep, ideologi, dan masalah-masalah lain yang bersifat
abstrak, contohnya apakah kebenaran? Apakah ilmu pengetahuan? Berpikir
filsafati biasanya bertujuan untuk mencari jawaban atas masalah yang
sifatnya baik dan bisa memajukan umat manusia.
Sains berarti ilmu, yaitu pengetahuan
tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode
tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu
dibidang (pengetahuan) itu dan bersifat koheren, empiris, sistematis,
dapat diukur dan dibuktikan.
Cakupan objek filsafat lebih luas
dibandingkan ilmu. Jika ilmu terbatas hanya pada persoalan empiris, maka
filsafat mencakup masalah diluar empiris. Secara historis, ilmu berasal
dari kajian filsafat karena pada awalnya filsafatlah yang melakukan
pembahasan tentang segala yang ada secara sistematis, rasional dan
logis. Filsafat merupakan tempat berpijak bagi kegiatan keilmuan.
Perkembangan kajian terkait dengan
masalah empiris menimbulkan spesialisasi keilmuan dan menghasilkan
kegunaan praktis. Sehingga, filsafat sains merupakan disiplin ilmu yang
digunakan sebagai kerangka dasar/landasan berpikir bagi proses keilmuan.
Seorang ilmuwan yang mampu berfikir filsafati, diharapkan bisa
mendalami unsur-unsur pokok dari ilmu yang ditekuninya secara menyeluruh
sehingga bisa memahami sumber, hakikat dan tujuan dari ilmu yang
dikembangkannya, termasuk manfaatnya bagi pengembangan masyarakatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar