;">
TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA

Jumat, 23 Desember 2016

Filsafat Pendidikan



a.       Pengertian filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa Inggris dan bahasa Yunani. Dalam bahasa Inggris yaitu philosophy, sedangkan dalam bahasa Yunani, yaitu philein atau philos dan sofein atau sophi. Ada pula yang mengatakan bahwa filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah yang artinya al-hikmah. Philos artinya cinta, sedangkan Sophia artinya kebijaksanaan. Dengan demikian filsafat dapat diartikan “cinta kebijaksanaan atau al-hikmah”. Orang yang mencintai atau mencari kebijaksanaan atau kebenaran di sebut filsuf.
b.      Tujuan filsafat pendidikan
1.      Menambah wawasan keilmuan yang berkaitan dengan eksistensi Tuhan dan seluruh ciptaan-Nya kepada anak didik
2.      Menguatkan iman dan memperkaya pandangan anak didik tentang ajaran-ajaran agama yang menjadi sumber kehidupan manusia dan sumber ilmu pengetahuan
3.      Memperluas penafsiran dan memperdalam pemaknaan berbagai hal yang menyangkut ilmu pengetahuan
4.      Meyakinkan anak didik bahwa norma-norma kependidikan ditunjukan untuk kemaslahatan
5.      Memberikan keterampilan hidup yang fungsional
6.      Mencerdaskan anak didik
7.      Membentuk akhlak yang mulia
8.      Membentuk manusia yang memiliki kepedulian sosial, menegakkan amar ma’ruf nahi munkar
9.      Mengembangkan lembaga pendidikan
10.  Mengkaji dan merumuskan teori yang berkaitan dengan pendidikan
11.  Mengembangkan teori dan mengkaji teori dengan paradigma pendidikan
12.  Mengkaji teori pendidikan Barat dengan pendekatan filsafat pendidikan
13.  Membangun citra lembaga pendidikan yang kharismatik
14.  Menyiapkan generasi muda yang mumpuni dalam ilmu pendidikan
15.  Membuktikan berbagai ide dasar ilmu pengetahuan yang terdapat dalam berbagai sumber ke dalam realitas kehidupan ilmiah.
c.       Ilmu Pengetahuan
Manusia adalah satu-satunya makhluk ciptan Allah SWT, yang paling sempurna dan paling misterius. Kemisteriusan manusia dilengkapai oleh akal pikirannya yang selalu meragukan terhadap segala hala yang dilihatnya.  Dalam menghadapi seluruh kenyataan hidupnya, manusia kagum terhadap pancainderanya karena kemampuan pancaindera merekam realitas duniawi yang materiil. Akan tetapi dibalik semua itu, manusi ragu-ragu terhadap cara kerja pancainderanya karena ia sering tertipu oleh cara pandangnya sendidiri. Dalam keadaan demikian, manusia mulai menyaksikan kesempurnaannya dan mulai menyadari keterbatasannya.
Kesadaran keterbatasan alat pikir pancaindera membawa manusia kepada upaya dan usaha yang bertujuan agar hasil pemikirannya dapat diakui oleh orang lain dan memberikan manfaat untuk kehidupan masyarakat. Usaha-usaha yang telah banyak dilakukan manusia amenjadi indikasi bahwa manusia adalah makhluk yang mengejar kesempurnaan. Manusia adalah makhluk yang mengejar kebahagiaan. Manusia adalah makhluk penggali pengetahuan. Manusia adalah makhluk yang multirasional.

sumber : 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar