a. Pengertian filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa Inggris
dan bahasa Yunani. Dalam bahasa Inggris yaitu philosophy, sedangkan
dalam bahasa Yunani, yaitu philein atau philos dan sofein
atau sophi. Ada pula yang mengatakan bahwa filsafat berasal dari bahasa
Arab, yaitu falsafah yang artinya al-hikmah. Philos artinya cinta,
sedangkan Sophia artinya kebijaksanaan. Dengan demikian filsafat dapat
diartikan “cinta kebijaksanaan atau al-hikmah”. Orang yang mencintai atau
mencari kebijaksanaan atau kebenaran di sebut filsuf.
b. Tujuan filsafat pendidikan
1. Menambah wawasan keilmuan yang berkaitan dengan eksistensi Tuhan dan
seluruh ciptaan-Nya kepada anak didik
2. Menguatkan iman dan memperkaya pandangan anak didik tentang
ajaran-ajaran agama yang menjadi sumber kehidupan manusia dan sumber ilmu
pengetahuan
3. Memperluas penafsiran dan memperdalam pemaknaan berbagai hal yang
menyangkut ilmu pengetahuan
4. Meyakinkan anak didik bahwa norma-norma kependidikan ditunjukan untuk
kemaslahatan
5. Memberikan keterampilan hidup yang fungsional
6. Mencerdaskan anak didik
7. Membentuk akhlak yang mulia
8. Membentuk manusia yang memiliki kepedulian sosial, menegakkan amar
ma’ruf nahi munkar
9. Mengembangkan lembaga pendidikan
10. Mengkaji dan merumuskan teori yang berkaitan dengan pendidikan
11. Mengembangkan teori dan mengkaji teori dengan paradigma pendidikan
12. Mengkaji teori pendidikan Barat dengan pendekatan filsafat pendidikan
13. Membangun citra lembaga pendidikan yang kharismatik
14. Menyiapkan generasi muda yang mumpuni dalam ilmu pendidikan
15. Membuktikan berbagai ide dasar ilmu pengetahuan yang terdapat dalam
berbagai sumber ke dalam realitas kehidupan ilmiah.
c. Ilmu Pengetahuan
Manusia adalah satu-satunya makhluk ciptan
Allah SWT, yang paling sempurna dan paling misterius. Kemisteriusan manusia
dilengkapai oleh akal pikirannya yang selalu meragukan terhadap segala hala
yang dilihatnya. Dalam menghadapi
seluruh kenyataan hidupnya, manusia kagum terhadap pancainderanya karena
kemampuan pancaindera merekam realitas duniawi yang materiil. Akan tetapi
dibalik semua itu, manusi ragu-ragu terhadap cara kerja pancainderanya karena
ia sering tertipu oleh cara pandangnya sendidiri. Dalam keadaan demikian,
manusia mulai menyaksikan kesempurnaannya dan mulai menyadari keterbatasannya.
Kesadaran keterbatasan alat pikir
pancaindera membawa manusia kepada upaya dan usaha yang bertujuan agar hasil
pemikirannya dapat diakui oleh orang lain dan memberikan manfaat untuk
kehidupan masyarakat. Usaha-usaha yang telah banyak dilakukan manusia amenjadi
indikasi bahwa manusia adalah makhluk yang mengejar kesempurnaan. Manusia
adalah makhluk yang mengejar kebahagiaan. Manusia adalah makhluk penggali
pengetahuan. Manusia adalah makhluk yang multirasional.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar