;">
TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA

Rabu, 07 Desember 2016

pendidikan karakter



Fenomena Amoral
Di tengah masyarakat saat ini, ada krisis akhlak yang nyata tidak baik, terutama karakter atau moral generasi muda yang sudah sangat mengkhawatirkan, dan telah merambah pula kepada karakter anak-anak sebagai generasi penerus bangsa Indonesia. Hampir semua kalangan masyarakat terjangkit hal yang serupa yaitu krisis moral atau krisis karakter.
Pendidikan Karakter
Hal ini yang menjadi kekhawatiran para tokoh-tokoh dunia, seperti Mahatma Gandhi yang memperingatkan tentang salah satu dari tujuh dosa fatal, yaitu “education without character” (pendidikan tanpa karakter). Begitu pula, Dr. martin Luther King yang pernah berkata :”Intellegence plus character… thas is the goal of true education” (kecerdasan plus karakter…. Itu adalah tujuan akhir dari pendidikan sebenarnya). Juga Theodore Roosevelt yang mengatakan :” to educate a person in mind and not in morals is to educate a menace to society” (mendidik seseorang hanya aspek kecerdasan otak saja dan tidak aspek moral adalah ancaman/marabahaya bagi masyarakat).
Terkait dengan budi pekerti atau pendidikan karakter, Ary Ginanjar Agustian mengutarakan dalam bukunya yang berjudul “mendidik karakter dengan karakter” bahwa: “krisis multidimensi yang dialami bangsa Indonesia saat ini, bermuara pada krisis moralitas yaitu mulai hilangnya kejujuran, hilangnya rasa tanggungjawab, tidak visioner, rendahnya disiplin, krisis kerja sama, seerta kurang kepedulian”. Hal ini membuat bangsa Indonesia yang dulu terkenal sebgai bangsa timur yang memiliki kerendahan hati maupun budi pekerti luhur telah bergeser (menghilang).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar