;">
TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA

Jumat, 23 Desember 2016

Filsafat Pengetahuan



a.       Pengertian filsafat
Pemikiran filsafat dimulai dari munculnya kesadaran manusia akan potensi akal budinya. 
Menurut buku ini filsafat berasal dari kata filosofi yang diambil dari kata yunani : philo (suka, cinta) dan shopia (kebijaksanaan). Dengan demikian filsafat berarti, cinta kepada kebijaksanaan. Secara sederhana filsafat berarti cinta pada pengetahuan dan kebijaksanaan.
Sebenarnya dalam bahasa Arab, tampakna tidak ada kata yang pas dapat dipadankan dengan kata philosophia maupun philosophos. Dengan demikian, kata ini lazim dipadani dengan pengertian yang secara umum dinilai mirif dengan arti filsafat. Adapun padanan yang dimaksud yaitu hikmah. Kata hikmah yang berarti pengetahuan dan kebijaksanaan, karena hikmah itu menghalangi orang yang memilikinya dari perbuatan rendah dan hina.
menurut John Brubacher mengemukakan, filsafat berasal dari kata Yunani filos dan sofia yang berarti cinta kebijaksanaan atau belajar.
Keberadaan filsafat ilmu pengetahuan memang sudah diakui sebagai suatu disiplin ilmu. Namun, masih terjadi kesuliatan dalam memahami secara tepat mengenai apa yang dimaksud dengan filsafat ilmu pengetahuan itu sendiri. Untuk menetapkan dasar pemahaman tentang filsafat ilmu pengetahuan itu menurut pandangan Conny, adalah dengan menlusuri empat pandangan didalam filsafat ilmu.
Berdasarkan pandangan pertama, tugas dari filsuf ilmu pengetahuan mengelaborasikan implikasi yang lebih luas dari ilmu pengetahuan. Pandangan kedua cenderung mengasimilasikan filsafat ilmu pengetahuan dengan sosiologi. Sedangkan pandangan ketiga, memberi kejelasan tentang makna dari berbagai konsep dan kompleks didlam pemanfaatan ilmiah. Kemudian pandangan keempat, berpendapat bahwa filsafat ilmu pengetahuan mengacu pada tuntutan jawaban terhadap serangkaian pertanyaan, yakni:
1.      Karakteristik-karakteristik apa yang membedakan penyelidikan ilmiah dengan tipe penyelidikan lain?
2.      Prosedur yang mana yang patut dituruti oleh para ilmuan dalam penyelidikan alam?
3.      Kondisi yang bagaimana yang harus dicapai bagi suatu penjelasan ilmiah agar menjadi benar?
4.      Status kognitif yang bagaimana dari prinsip-prinsip dan hokum-hukum ilmiah?
b.      Bidang kajian filsafat ilmu pengetahuan
1.      Ontologi
Ontologi berasal dari kata Yunani on (ada), dan ontos berarti keberadaan. Sedangkan logos berarti pemikiran. Jadi ontology adalah pemikiran mengenai yang ada dan keberadaannya (Suparlan Suharton, dalam Jalaluddin:157). Kata Yunani onto berarti yang ada secara nyata, kenyataan yang sesungguhnya.
Menurut Nadiroh beberapa pertanyaan dalam kajian ontoligi adalah :
a.       Apakah yang dimaksud dengan ada, keberadaan, dan eksistensi itu?
b.      Bagaimana penggolongan dari ada, keberadaan, dan eksistensi itu ?
c.       Apa sifat dasar (nature) kenyataan atau keberadaan?
2.      Epistemologi
Epistemology berasla dari kata Yunani episteme yang berarti pengetahuan, “pengetahuan yang benar”, “pengetahuan ilmiah” dan logos berarti teori.
Menurut Prof. Dr. Nadiroh, persoalan-persoalan epistemologi adalah:
a.       Apakah pengetahuan itu?
b.      Bagaimanakah manusia dapat mengetahui sesuatu?
c.       Dari mana pengetahuan itu dapat diperoleh?
d.      Bagaimanakah validitas pengethuan itu dapat dinilai?
e.       Apa perbedaan antara pengetahuan a priori (pengetahuan pra pengalaman) dengan pengalaman a posteriori (pengetahuan purna pengalaman)?
f.       Apa perbedaan antara: kepercayaan, pengetahuan, pendapat, kenyataan, fakta, kesalahan, bayangan,, gagasan, kebenaran, kebolehjadian, dan kepastian.
3.      Aksiologi
Aksiologi berasal dari kata bahasa Yunani, yaitu axios dan logos. Axios artinya nilai dan logos artinya teori. Aksiologi adalah teori tentang nilai. Nilai merupakan nilai abstrak yang berfungsi sebagai daya pendorong atau prinsip-prinsip yang menjai pedoman dalam hidup. Nilai menempati kdudukan penting dalam kehidupan seseorang, sampai pada suatu tingkat dimana sementara orang lebih siap mengorbankan hidup ketimbang mengorbankan nilai.
c.       Ilmu pengetahuan
Pengetahuan alamiah dan pengetahuan ilmiah. Bersumber dari rasa ingin tahu, yang merupakan ciri khas manusia. Meskipun demikian pengetahuan dibedakan dari ilmu pengetahauan. Pengetahuan alamiah hanya terbatas pada rangkaian informasi tentang sesuatu benda, fakta, peristiwa, dan lainnya. Melalui pengetahuan alamiah seseorang hanya dapat mengetahui atau tahu. Pengetahuan tentang fauna di masyarakat suku primitif, misalnya dihubungkan dengan pengetahuan dasar tentang berburu dan bertani. Dihubungkan dengan keterampilan berburu guna mendapatkan daging hewan bagi kebutuhan hidup. Selain itu, juga untuk mengetahui kelalkuan hewan untuk dapat menjaga ladang atau sawah dari gangguan hewan yang dimaksud.

Pengembangan ilmu pengetahuan ini dilatarbelakangi oleh adanya tiga dorongan. Pertama, dorongan untuk mengetahui yang lahir dari keterpaksaan untuk mempertahankan hidup. Kedua, dorongan manusia untuk memenuhi kebutuhan yang mendalam dan menemukan tata susunan yang sesungguhnya dalam kenyataan. Ketiga, dorongan mengetahui menyangkut penilaian mengenai realitas eksistensi manusi itu sendiri. Menilai kondisi konkret, agar ia dapat bertindak sesuai martabatnya. Jadi manusia mengembangkan pengethauannya tak dapat dilepaskan dari upaya mengatasi kebutuhan dan kelangsungan hidupnya.
Pengetahuan merupakan temuan-temuan dari hasil observasi, persepsi tentang dunia, baik langsung maupun melalui perangkat ilmiah, selalu diturunkan melalui sejarah yang panjang. Ilmu pengetahuan (pengetahuan ilmiah) pada dasarnya adalah kelanjutan konseptual dan ciri-ciri “ingin tahu” sebagai kodrat manusiawi. Dalam kehidupannya manusia selalu berhadapan dengan berbagai peristiwa dan gejala di lingkungan, baik yang menyangkut alam, maupun manusia.
Ilmu pengetahuan bertujuan untuk mengonseptualisasikan fenomena-fenomena alam dalam sebab-sebab, dalam urutan-urutan sebab akibat, dan mencari asas-asas umum.
melalui  pengalaman manusia dapat memiliki atau mengausai ilmu pengetahuan, baik secara individual maupun dalam hidup bermasyarakat. Penguasaan ilmu pengetahuan melalui pengalaman sendiri sering disebut trial and error.  Belajar Ilmu pengetahuan dapat mengguanakn model tradisi yang berlaku didalam masyarakatnya. Ilmu pengetahuan juga dapat diperoleh melalui metode otoritas, yakni bersumber dari seseorang yang memiliki kompetensi keilmuan (pakar).
Prose manusia memperoleh ilmu pengetahuan  menurut Suhartono Suparlan dari sumbernya, yaitu:
Pada mulanya pengetahuan didapat dengan cara percaya. Yaitu percaya kepada adat-istiadat, agama, dan kesaksian orang lain. Selanjutnya melalui kemampuan pancaindera/pengalaman kepercyaan itu mulai diragukan kebenarannya. Ketika pikiran mulai bekerja, maka mulai ada perkiraan, yaitu ketika ada faktor-faktor yang mengiyakan atau menidakkan berat sebelah. Begitu seterusnya. Apabila berat sebelahnya semakin kuat, maka kemudian berubah menjadi pendapat. Ketika pendapat sering teruji baik secara empirik maupun rasional, maka berubah menjadi kepastian. Akhirnya, ketika kepastian selalu teruji baik secara empirik maupun rasional, maka berubah menjadi keyakinan yang cenderung sulit untuk diubah.

sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar