;">
TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA

Sabtu, 24 Desember 2016

METODE PENELITIAN KUANTITATIF

            METODE PENELITIAN KUANTITATIF
1.  Proses Penelitian, Masalah Variabel Dan Paradigma Penelitian
A. Proses Penelitian Kuantitatif
Setiap penelitian selalu berangkat dari masalah, namun maslah yang dibaa peneliti kualitatif san kuantitatif berbeda. Dalam penelitian kuantitatif, masalah yang dibawa oleh peneliti harus sudah jelas, sedangkan masalah dalam penelitian kuantitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti memasuki lapangan.
Setelah masalah diidentifikasi, dan dibatasi, maka selanjutnya masalah tersebut dirumuskan . rumusan maslah pada umumnya dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. Dengan pertanyaan ini akan dapat memandu peneliti untuk kegiatan penelitian selanjutnya. Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka peneliti menggunakan berbagai teori untuk menjawabnya. Jadi teori dalam penelitian kuantitatif digunakan untuk menjawab rumusan masalah penelitian tersebut. jawaban terhadap rumusan masalah yang baru menggunakan teori tersebut dinamakan hipotesis, maka hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Hipotesis yang masih merupakan jawaban sementara tersebut, selanjutnya akan dibuktikan kebenarannya secara empiris/nyata. Untuk itu peneliti melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan pada populasi tertentu yang telah ditetapkan oleh peneliti. Bila populasi terlalu luas, sedangkan peneliti memiliki keterbatasan waktu, dana dan tenaga, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut. bila peneliti bermaksud membuat generalisasi, maka sampel yang diambil baru representatif, dengan teknik random sampling.
Meneliti adalah mencari data yang teliti/akurat. Untuk itu peneliti perlu menggunakan instrumen penelitian. Dalam ilmu-ilmu alam, teknik dan ilmu-ilmu empirik lainnya, instrumen penelitian seperti termometer untuk mengukur suhu, timbangan untuk mengukur berat semuanya sudah ada, sehingga tidak perlu lagi dibuat instrumen, tetapi dalam penelitian sosial, sering instrumen yang akan digunakan untuk meneliti sebelum ada, sehingga peneliti harus membuat atau mengembangkan sendiri. Agar instrumen dapat dipercaya, maka harus diuji validitas dan relinilitasnya.
Setelah instrumen teruji validitas dan reliabilitasnya, maka dapat digunakan untuk mengukur variabel yang telah di tetapkan untuk diteliti. Instrumen untuk mengumpulkan data dapat berbentuk test dan nontest. Untuk instrumen yang berbentuk nontest, dapat digunakan sebagai kuisioner, pedoman observasi dan wawancara. Dengan demikian teknik pengumpulan data selain berupa test dalam penelitian ini dapat berupa kuisioner, observasi dan wawancara.
Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis, analisis diarahkan untuk menjawab rumusan maslah dan hipotesis yang diajukan. Dalam penelitian kuantitatif analisis data menggunakan statistik. Statistik yang digunakan berupa statistik deskriptif dan inferensial/induktif. Startistik inferensial dapat berupa statistik parametris dan statistik nonparametris. Peneliti menggunakan statistik inferensial bila penelitin dilakukan pada sampel yang diambil secara random.
Dari hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data yang menggunakan tabel, tabel distributif frekuensi, grafik garis, grafik batang, piechart (diagram lingkaran), dan pictogram. Pembahasan tehadap hasil penelitian meruapakn penjelasan yang mendalam dan interpretasi data-data yang telah disajikan.
Setelah hasil penelitian diberikan pemabahasan, maka selanjutnya dapat disimpulkan. Kesimpulan berisi jawaban singkat terhadap setiap rumusan masalah berdasarkan data yang telah terkumpul. Jadi kalau rumusan masalah ada lima, maka kesimpulannya juga ada lima. Karena peneliti melakukan penelitian bertujuan untuk memecahkan masalah, maka peneliti berkewajiban untuk memberikan saran-saran. Melalui saran-saran tersebut diharapkan masalah dapat dipecahkan. Saran yang diberikan harus berdasarkan hasil kesimpulan penelitian. Jadi jangan membuat saran yangb tidak berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.
Apabila hipotesis yang diajukan tidak terbukti, maka perlu dicek apakah ada yang salah dalam penggunakaan teori, instrumen, pengumpulan, analisis data, atau rumusan masalah yang diajukan.
B. Masalah
Seperti telah dikemukakan bahwa pada dasarnya penelitian itu dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data yang antara lain dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Untuk itu setiap penelitian yanga kan dilakukan harus berangkat dari masalah. Seperti dinyatakan oleh Emory (1985) bahwa, baik peneliti murni maupun terapan, semuanya berangkat dari masalah, hanhya untuk penelitian terapan, hasilnya langsung dapat digunakan untuk membuat keputusan.
Jadi setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu berangkat dari masalah, walaupun daikui bahwa memilih masalah penelitian sering merupakan hal yang paling sulit dalam proses penelitian (Tuckman, 1998). Bila dalam penelitian telah menemukan masalah yang betul-betul masalah, maka sebenarnya pekerjaan penelitian itu 50% telah selesai. Oleh karena itu menemukan masalah dalam penelitian merupakan pekerjaan yang tidak mudah, tetapi setelah masalah dapat ditemukan, maka pekerjaan penelitian akan segera dapat dilakukan.
1.      Sumber masalah
Masalah merupakan suatu penyimpangan antara yang seharusnya dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktek, antara aturan dengan pelaksanaa, antara rencana dengan pelaksanaan. Stronner (1982) mengemukakan bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenataan, antara yang direncanakan dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi.
a.       Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataan
Di dunia ini yang tetap hanya perubahan, namun sering perubahan itu tidak diharapkan oleh orang-orang tertentu, karena akan dapat menimbulkan masalah. Orang yang biasanya menjadi pemimpin pada bidang pemerintahan harus berubah ke bidang bisnis. Hal ini pada awalnya tentu akan muncul masalah. Orang atau kelompok yang biasanya mengelola pemerintahan dengan sistem sentralisasi lalu berubah menjadi desentralisasi, maka akan muncul masalah. Orang bisasnya menulis menggunakan mesin ketik manual harus diganti dengan komputer, maka akan muncul masalah. Apakah masalahnya sistem sentrslisasi, sehingga perlu berubah menjadi sistem desentralisasi dalam penyelengaraan pemerintah, apakah misalnya sehingga kebijakan pendidikan selalu berubah, ganti mentri ganti kebijakan? Apakah masalahnya setelah terjadi perubahan?
b.      Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan
Suatu rencana yang telah ditetapkan, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan tujuan dari rencana tersebut, maka tentu ada masalah. Mungkinmasih ingat bahwa pada era orde baru direncanakan pada tahun 2000 Bangsa Indonesia akan tinggal landas tetapi ternyata tidak, sehingga muncul masalah. Dengan adanya reformasi diharapkan harga-harga akan turun, ternyata tidak sehingga timbul masalah. Dilakukan dengan adanya penataran pengawasan melekat, maka akan terjadi penurunan dalam jumlah KKN, tetapi ternyata tidaksehingga timbul masalah. Apakah masalahnya sehingga apa yang telah direncanakan telah menghasilnya kenyataan. Jadi untuk menemukan masalah dapat diperoleh dengan cara melihat dari adanya penyimpangan antara yang direncanakan dengan kenyataan.
c.       Ada pengaduan
Dalam suatu organisasinya yang tadinya tenang tidak ada masalah, ternyata setelah ada pihak tertentu yang mengadukan produk maupun pelayanan yang diberikan, maka timbul masalah dalam organisasi itu. Pikiran pembaca yang dimuat dalam koran atau majalah yang memadukan kualitas produk atau pelayanan suatu lembaga, dapat dipandang sebagai masalah, karena diadukan lewat media sehingga banya orang yang yang menjadi tahu akan kualitas produk dan kualitas pelayanan. Denagn demikian orang tidak akan membeli lagi atau tidak menggunakan jasa lembaga itu lagi. Demonstrasi yang dilakukan oleh sekelompom orang terhadap suatu organisasi juga dapat menimbulkan masalah. Dengan demikian masalah penelitian dapat digali dengan cara menganalisis isi pengaduan.
d.      Ada kompetisi
Adanya saingan atau kompetisi sering dapat menimbulkan masalah besar, bila tidak dapat memanfaatkan untuk bekerjasama. Perusahaan pos dan giro merasa mempunyai masalah setelah ada biro jasa lain yang menerima titipan surat, titipan barang, ada hand phone, yang digunakan oleh SMS, internet, e-mail. Perusahaan kereta api memandang angkutan umum jalan raya dengan bus sebagai pesaing, sehingga menimbulkan masalah. Tetapi mungkin PT. Telkom kurang mempunyai masalah karena tidak ada perusahaan lain yang memberikan jasa yang sama lewat telepon kabel, tetapi menjadi masalah setelah ada saingan telepon genggam (hand phone).
Dalam proposal penelitian, setiap masalah harus ditunjukkan dengan data. Misalnya penelitian tentang SDM, maka masalah SDM, harus ditunjukkan dengan data. Masalah SDM misalnya, beberapa jumlah SDM yang terbatas, jenjang pendidikan yang rendah, kompetensi dan produktivitas yang masih rendah. Data masalah dapat diperoleh dari hassil pengamatan pendahuluan terhadap hasil penelitian orang lain, atau dari dokumentasi, data yang diberikan harus up to date, lengkap dan akurat. Jumlah data masalah yang dikemukakan tergantung pada variabel penelitian yang ditetapkan untuk diteliti. Kalau penelitian berkenaan dengan 5 variabel, maka data masalah yang dikemukakan minimal 5. Tanpa menunjukkan data, maka masalah yang dikemukakan dalam penelitian tidak akan dipercaya.
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Kalau masalah itu merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah itu merupakan suatu pernyataan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Namun demikian terdapat kaitan erat antara masalah dan rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan pada masalah.
1.      Bentuk-bentuk Rumusan Masalah Penelitian
Seperti telah dikemukakan bahwa, rumusan masalah itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui pengumpulan data. Bentuk-bentuk rumusan masalah ini dikembangkan berdasarkan penelitian menurut tingkat eksplanasi, (level of explanation). Bentuk masalah dapat dikelompokkan ke dalam bentuk masalah deskriptif, komparatif, dan assosiatif.
a.       Rumusan masalah deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada sampel lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel lain. penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.
b.      Rumusan masalah Komperatif
Rumusan masalah komperatif adalah rumusan masalah penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
c.       Rumusan masalah assosiatif
Rumusan masalah assosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk hubungan yaitu :
1.      Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih yang kebetulan munculnya bersama. Jadi bukan hubungan kausal maupun interaktif.
2.      Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi).
3.      Hubungan interakrtif/ resiprocal/ timbal balik
Hubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Disini tidak diketahui mana variabel independen dan dependen.
D. Variabel penelitian
1. Pengertian
Secara teoritiss variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau objek, yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain (Hatch dan Farhady, 1981). Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu.
Dinamakan variabel karena ada variasinya. Misalnya berat badan dapat dikatakan variabel, karena berat badan sekelompok orang itu bervariasi antara satu orang dengan yang lain. demikian juga motivassi persepsi dari sekelompok orang tentu bervariasi. Jadi kalau peneliti akan memilih variabel penelitian, baik yang dimiliki orang objek, maupun bidang kegiatan dan keilmuan tertentu, maka harus ada variasinya. Untuk dapat bervariasi, maka penelitian harus di dasarkan pada sekelompok sumber data atau objek yang bervariasi.
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilaiu dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
2.                  Macam-macam variabel
a.       Variabel Independen : variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, actecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)
b.      Variabel Dependen : sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen. Dalam bahasa Indonesia disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.
c.       Variabel Moderator : adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan anatara variabel independen dengan dependen. Variabel disebut juga sebagai variabel independen kedua.
d.      Variabel Intervening : Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.
e.       Variabel control : adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh factor luar yang diteliti. Variabel control sering digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian bersifat membandingkan.
E. Paradigma Penelitian
Dalam penelitian kuantitatif/ positivistic, yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu gejala itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab akibat), maka peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variabel saja. Pola hubungan antara variabel yang akan diteliti tersebut selanjutnya disebut sebagai paradigm penelitian.
Jadi paradigm penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis dan teknik analisis statistic yang akan digunakan. Berdasarkan hal ini maka bentuk-bentuk paradigma atau model penelitian kuantitatif khususnya untuk penelitian survey seperti gambar berikut :
1.      Paradigma Sederhana
Paradigma penelitian ini terdiri atas satu variabel independen dan dependen.
2.      Paradigma Sederhana Berurutan
Dalam paradigma ini terdapat lebih dari dua variabel, tetapi hubungannya masih sederhana.
3.      Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen
Dalam paradigma ini terdapat dua variabel independen dan satu dependen. Dalam paradigm ini terdapat 3 rumusan masalah deskriptif, dan 4 rumusan masalah assosiatif ( 3 korelasi sederhana dan 1 korelasi ganda ).
4.      Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen
Dalam paradigm ini terdapat tiga variabel independen (X1, X2,X3) dan satu dependen (Y). Rumusan masalah deskriptif ada 4 dan rumusan masalah assosiatif (hubungan) untuk yang sederhana ada 6 dan yang ganda minimal 1.
5.      Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen
Paradigma ganda dengan satu variabel independen dan dua dependen. Untuk mencari besarnya hubungan antara X dan Y1 dan X dengan Y2 digunakan teknik korelasi sederhana.
6.      Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Dependen
Dalam paradigma ini terdapat dua variabel independen(X1, X2) dan dua variabel dependen (Y1, Y2). Terdapat 4 rumusan masalah deskriptif, dan enam rumusan masalah hubungan sederhana. Korelasi dan regresi ganda juga dapat digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel secara simultan.
7.      Paradigma Jalur
Paradigm ini dinamakan paradigma jalur karena terdapat variabel yang berfungsi sebagai jalur antara (X3). Dengan adanya variabel antara ini, akan dapat digunakan untuk mengetahui apakah untuk mencapai sasaran akhir harus melewati variabel antara itu atau bisa langsung ke sasaran akhir.

F. Menemukan Masalah
Pada dasarnya setiap orang memiliki masalah, bahkan orang yang tidak mempunyai masalah akan dimasalahkan oleh orang lain (hanya orang gila yang tidak mempunyai masalah). Namun seperti telah dikemukakan bahwa menemukan masalah yang betul-betul masalah bukanlah pekerjaan mudah. Oleh karena itu bila masalah penelitian telah ditemukan, maka pekerjaan penelitian telah 50% selesai. Dengan demikian pekerjaan menemukan masalah merupakan 50% dari kegiatan penelitian.
Untuk menemukan masalah dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis masalah, yaitu dengan pohon masalah. Dengan analisis masalah melalui pohon masalah ini, maka permasalahan dapat diketahui mana masalah yang penting, yang kurang penting dan tidak penting. Melalui analisis masalah ini juga dapat diketahui akar-akar permasalahannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar